SAAT seseorang terdiagnosis kanker, dunia seolah bagaikan hendak runtuh. Berbagai macam penolakan (denial) dilakukan. Terpuruk, menangis, stres, depresi, semua dilalui hingga sampai pada tahap menerima dan mau menjalani berbagai macam pengobatan.
Tetapi, ada kalanya tahapan akhir (menerima) tidak tercapai, manakala tidak ada dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga atau sahabat. Mereka justru enggan mendekat, menjauh, bahkan ada pula yang menjadikannya bahan pembicaraan.
Di sinilah kemudian pentingnya pasien bergabung di sebuah kelompok dukungan (support group), seperti CISC (Cancer Information and Support Center Association). Begitu disampaikan Lindawati Gunawan, Koordinator Support Group dan Patient Navigation CISC.
“Dalam support group ini, pasien akan mendapatkan dukungan psikososial dan bekal pengetahuan terkait penyakit dan pengobatannya. Dengan begitu, pasieb dapat termotivasi, bangkit, bersemangat memberdayakan dirinya (self-advocacy), mempunyai harapan, dan bahkan di kemudian hari bisa menjadi agen perubahan,” kata Linda saat sesi talkshow peringatan Hari Kanker Se-Dunia yang digagas CISC di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (4/2).
Mengapa pasien memerlukan support group? Dijelaskan Linda, karena di dalam komunitas tersebut para pasien dan penyintas memiliki kriteria yang sama, begitu pula dengan kehendak dan kebutuhan untuk sembuh.
Di komunitas pula, mereka bisa berinteraksi karena memiliki kepentingan yang sama dan dalam lingkungan tertentu.
“Seperti CISC, support group kami berupa pertemuan, grup Whatsapp, dan media sosial. Kita juga punya aktivitas seni kreatif (menari), rekreasi bersama, dan mengadvokasi kondisi medis tertentu,” jelas Linda.
Adapun peran support group bagi pasien kanker adalah:
- Memotivasi, support emosi, memberikan perhatian, kekuatan, dan semangat.
- Memberi informasi yang tepat dan benar.
- Mengedukasi.
- Berbagi pengalaman perjalanan penyakit, suka duka (sharing and caring).
- Meluruskan mitos dan stigma.
- Berbagi tips mengatasi masalah.
- Dapat menemukan cara hidup baru agar lebih sehat.
- Mengadvokasi kebijakan, seperti kolaborasi dengan Koalisi Indonesia Cegak Kanker Serviks (KICKS) untuk vaksinasi HPV pada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD.
“Pintar-pintarlah memilih dan memilah support group yang sesuai dengan kebutuhan. Support group terbukti dapat mengasah self-advocacy dan diharapkan ke depannya dapat menjadi agen perubahan. Jangan pernah kanker menguasai hidup Anda. Tetap semangat dan teguh berjuang sampai akhir,” demikian Linda.
KOMENTAR ANDA